Alvi Hadi Sugondo mengatakan, LGBT singkatan dari Lesbi,
Gay, Biseksual dan Transjender, sebuah penyimpangan identitas pada diri seorang
akibat faktor komplikasi psikologi. Riset membuktikan, mereka yang terjebak
dalam lingkaran LGBT berawal dari pribadi yang NORMAL.
Mengapa mereka menjadi berubah total? Sebenarnya perubahan
itu secara bertahap. Ibarat penyakit kanker, tidak segera diobati (terapi),
lama kelamaan menjalar, mengakar dan akhirnya menguasai secara liar dan
berakibat fatal.
"Kasus Saiful Jamil adalah contoh konkrit, bagaimana sosok
lelaki yang alim, baik-baik saja dan cenderung pendiam, namun bisa terseret
pengadilan lantaran kasus pencabulan sejenis. Ini sesuatu yang membuat kita
miris. Nyaris tak percaya. Mustahil rasanya, kok Saiful Jamil melakukan
perbuatan senista itu. Tapi ini fakta" ujar Alvi Hadi Sugondo
LBGT merupakan kombinasi dari kelainan psikologi yang
menyimpang. Walau para kaum LGBT mendeklarasikan hak asasi manusia, tetap saja
jika dipandang dari sudut agama adalah haram alias dosa besar. Adam dan Hawa adalah
symbol abadi bahwa manusia dilahirkan berpasang-pasangan ( lain jenis), agar
memperbanyak keturunan.
Jika ada manusia, berani mendeklarasikan hubungan sejenis itu
normal dan wajar, ini artinya mereka merusak mata rantai peradaban manusia. Apakah
kita tidak bisa membayangkan apa jadinya kalau LGBT diperbolehkan di muka bumi
ini?
Wanita menikah dengan wanita, pria menikah dengan pria,
wanita memiliki lebih dari seorang pasangan pria ( poliandri), wanita suka
wanita dan pria, pria suka pria dan wanita, dan semuanya menjalin cinta segi
banyak ( mending cinta segitiga) dan diikat dalam ikatan rumah tangga. Wajarkah
fenomena seperti ini? Jawab dengan nurani.
"LGBT itu jelas penyakit social yang sangat berbahaya. Jangan
bertoleransi dengan kaum gay, lesbi, biseksual dan transjender. Mengapa? Karena
ketika anda menerima pembenaran mereka, lambat laun anda akan masuk dalam
komunitas mereka, keluarga besar LGBT" ujar Alvi Hadi Sugondo
Bukan kanker saja yang bisa menggerogoti sel tubuh kita dari
dalam, virus social bernama LGBT juga seperti kanker. Awalnya mungkin hanya
kutil kecil. Lama kelamaan mengandung sel kanker ganas yang akhirnya aktif
menggerogoti kejiwaan anda.
LGBT jelas menular. Ini seperti meta model, dimana seorang
yang rada kebencong-bencongan akan memberi pengaruh secara bawah sadar kepada
teman pria lainnya. Jika pria itu lemah, dia juga akan menjadi bencong. Atau
lesbi. Jelas, ini sangat menular dan berbahaya bagi generasi penerus bangsa.
Apa solusinya? Bagi mereka yang sudah kadung terkena LGBT,
sebaiknya sadar bahwa ini adalah penyakit social dan kejiwaan. Mereka harus
menerima apa adanya kondisi saat itu, dan mulai membuka diri terhadap terapi
kejiwaan.
Kita sebagai orang normal, harus menghargai mereka dan tetap
memperlakukan mereka dengan manusiawi dan penuh penghargaan. Perlaukan mereka
sebagaimana orang yang kurang sehat psikologinya, dan bantu mereka untuk
menemukan identitas aslinya, agar mereka bisa sembuh.
Apakah kita tidak risih menyukai sejenis kita sendiri? Ini
melawan kodrat alam, dan tentu saja bisa menimbulkan banyak penyakit. Baik
penyakit fisik ( AIDS) maupun penyakit mental spiritual.
"Para LGBT harus kembali kepada ajaran agama, bahwa tak satu
pun agama di dunia ini yang memperbolehkan LGBT, dengan alasan apapun. Tuhan
sangat marah jika kita membenarkan ucapan mereka, bahwa LGBT itu hak asasi
manusia. Itu bukan hak asasi, itu penyakit yang sangat menjijikan. Harus
disembuhkan dan dikembalikan ke fitrah, yaitu pribadi asli mereka sejak lahir" ujar Alvi Hadi Sugondo
Bagaimana jika LGBT itu sudah ada sejak lahir? Untuk menjawab
pertanyaan itu, ada baiknya kita kembalikan ke kitab suci kita masing-masing.
Yang jelas, hidup ini diatur oleh perintah Allah melalui agama. Jika ada
masalah, kembalikan kepada kitab suci kita masing-masing. Semoga menemukan
jawabannya. Amin.
Belum ada tanggapan untuk "LGBT, FAKTOR DNA ATAU LATAH LINGKUNGAN ?"
Posting Komentar