Pengalaman Penjaga Mayat Memandikan Nurdin M Top dan Dr. Azhari, Pentolan Teroris Dunia

Ternyata, banyak orang yang masih alergi terhadap kamar mayat. Bukan hanya anak kecil saja yang ketakutan setengah mati, tapi orang dewasa juga merasakan hal yang sama. Takut berada di dalam kamar mayat. Padahal, sejujurnya di kamar mayat itu tak ada apa-apa. Hanya mayat-mayat yang didinginkan di ruang pendingin, menunggu proses penguburan atau dalam proses otopsi pihak forensic kepolisian. Mengapa ruang mayat menjadi ruang yang paling dihindari pengunjung rumah sakit? Sebenarnya ini soal khayalan dari masing-masing orang saja. 

Mungkin kebanyakan nonton film horror, jadi selalu berasumsi bahwa kamar mayat itu sering muncul penampakan. Kamar mayat sebenarnya kamar yang tak berbeda dari kamar-kamar mana pun, bedanya hanya di kamar itu tempat mayat silih berganti untuk dikebumikan. Tak ada perbedaan yang signifikan. Mau mendengar kisah penjaga kamar mayat? 

Namanya Mashudi, usianya sudah 67 tahun. Sebelumya dia termasuk orang yang suka bekerja serabutan. Mulai dari penjaga parker hingga jadi office boy. Mashudi adalah pensiunan pegawai rumah sakit Bhayangkara, dan menjadi penjaga kamar mayat sudah 30 tahun. Kalau ditanya apakah ada pengalaman mistiknya? Tentu ada. Mashudi memiliki pengalaman menarik ketika memandikan jenajah dua teroris ternama, Dr. Azhari dan Nurdin M Top. Bau dari kedua jasad mayat itu sudah sangat busuk, karena sudah berbulan-bulan. Namun ia tetap tabah menjalani profesi ini. 

Mashudi merasa tugas ini adalah panggilan jiwa, karena dia yakin tak semua orang bisa melakukan tugas suci ini. Setiap hari ada saja mayat yang datang ke kamar mayat Rumah Sakit Bhayangkara Polri ini. Mulai dari mayat korban pembunuhan, tabrakan kereta api hingga kecelakaan maut. Bisa dibayangkan seperti apa bentuk jasad mereka. Hancur dan sudah tidak utuh lagi. 

Kapur barus dan formalin adalah dua hal yang paling sering ditemui, karena menyangkut sebagai alat tugas sehari-hari. Semua dia tidak enak makan usai memnadikan jenajah korban kecelakaan atau berbau busuk. Namun lama kelamaan dia sudah terbiasa dengan tugas mulianya itu. Bagi orang awam, jangankan masuk ke kamar mayat, melihat mayat saja dengkul sudah lemas. Apalagi berada didalam kamar mayat yang semuanya penuh mayat, dengan aneka kondisi. Ada yang utuh jenajahnya, ada pula yang sudah hancur. Bagi penjaga kamar mayat, yang paling terberat adalah jenajah mayat yang dipotong-potong. Mengapa begitu berat ? 

Karena penjaga mayat harus mencucinya satu per satu dengan air bersih. Mulai dari kepala, perut, tangan hingga kaki. Semua dicuci bersih walaupun bersimbah darah. Belum lagi godaan-godaan suara halus jika memang pemandiannya tengah malam. 

Bagi Mashudi dan mungkin juga para rekan-rekan penjaga kamar mayat, mungkin memiliki perasaan yang sama, jika berurusan dengan jenajah yang datang ditengah malam. Pasti membawa perasaan yang, agak sedikit takut juga, walau sudah terbiasa. Kamar mayat, sejak dulu hingga sekarang tetap saja sama, memberi kesan seram dan menakutkan. Perbedaannya, kalau dulu kamar mayat lebih menyeramkan karena setiap mayat dibaringkan di tempat tidur dan hanya ditutupi kain putih. Jika ada pengunjung ingin melihat, kain putih dibuka. Ciluk baaa … 

Tapi sekarang sudah lebih bagus lagi. Umumnya standarisasi rumah sakit, kamar mayat sudah di design lebih ramping lagi, karena ditanam di tembok. Jadi kalau ada yang ingin melihat wajah mayat, tinggal ditarik pintunya dan mukanya sudah bisa terlihat, tidak ciluk baa lagi kan? 

Bagi yang belum pernah ke kamar mayat, sebaiknya ikuti beberapa tips praktis yang membuat anda tidak akan sengsara. Apa itu ? 

Pertama, gunakan jaket tebal. Makin tebal makin baik. Karena suhu di kamar mayat sangat dingin. Maklum, untuk menjaga mayat agar tidak mudah busuk saat menunggu jadwal pemakaman. 

Kedua, gunakan aerophone. Ini sangat membantu anda untuk mengusir rasa takut. Bayangkan, ketika anda terpaksa diajak saudara untuk mengecek mayat di kamar mayat, anda tak bawa aerophone, lalu saat di kamar mayat, anda ketinggalan dan sendiri disitu. Apa yang terjadi ? Dengan adanya aerophone yang sudah dipasangi mp3 player, anda tetap asyik mendengarkan lagu-lagu kesayangan tanpa merasa takut sedikit pun. Coba saja, pasti berhasil. 

Ketiga. Bergandengan tangan. Jangan sampe lepas itu tangan, karena banyak kejadian orang yang berkunjung ke kamar mayat, entah bagaimana terpisah dari rombongan. Aneh saja, tapi ini nyata. Mungkin itu saja sharing kali ini. Kesimpulannya, kamar mayat hanya sebatas kamar yang dihuni oleh para mayat. Tidak lebih dan tidak kurang. Tinggal bagaimana cara kita bersikap, tetap positif dan berjiwa dewasa.

Postingan terkait:

2 Tanggapan untuk "Pengalaman Penjaga Mayat Memandikan Nurdin M Top dan Dr. Azhari, Pentolan Teroris Dunia"

Unknown mengatakan...

kamar mayat oh kamar mayat, secara naluri, semua orang takut untuk memasukinya ... ada komentar?

Tukang ketik mengatakan...

Sama sekali gak jelas sumbernya. Kredibilitas tulisan ini sangat diragukan secara akademik