ALVI HADI SUGONDO "GANTUNGKAN CITA-CITAMU SETINGGI LANGIT, JIKALAU TAK SAMPAI KE BINTANG, SETIDAKNYA ANDA MASIH BISA MENDARAT DI BULAN"

Alvi Hadi Sugondo berkata, Orang besar selalu berpikir besar, orang besar selalu berjiwa besar dan orang besar selalu memiliki cita-cita besar. Itulah prinsip hidup orang besar yang sejak dulu hingga sekarang masih sama, yaitu fokus pada sesuatu yang besar.

Mengapa memiliki cita-cita setinggi langit sangat penting? Apakah ada efek negatif jika melakukan demikian? 

Alvi Hadi Sugondo menambahkan, orang besar selalu mengajarkan kepada kita, baik melalui berbagai buku sukses maupun video online serta media lainnya bahwa memiliki pikiran yang besar akan membawa kita pada tindakkan yang besar, dan pada ujungnya akan menghasilkan sesuatu yang besar pula.

Menurut Alvi Hadi Sugondo, karena itu penting untuk memiliki pikiran besar, sebab sifat besar itu lebih dari cukup. Jika kita punya beberapa cita-cita hebat, maka ketika dalam proses pengejaran, mungkin hanya satu atau dua yang tercapai. Sisanya masih dalam proses. Itu sudah lebih dari cukup, dari pada hanya punya satu cita-cita namun tak tercapai.

Cita-cita setinggi langit adalah impian yang tinggi, yang memiliki sifat mulia dan terhormat. Semakin tinggi suatu cita-cita, maka semakin bagus menurut ukuran orang besar itu. Namun tentu saja, bagi kita, makna besar tidaklah sama ukurannya dengan ukuran orang besar. 

Bagi kita, satu juta rupiah adalah uang besar, tapi bagi orang besar itu hanya uang makan siang. Begitu pula dengan menentukan cita-cita, anda harus memiliki impian secara besar pula. Taka perduli apakah cita-cita itu tak masuk akal atau sangat sulit diwujudkan. 

Ada keuntungan yang lebih besar ketika kita memiliki cita-cita besar dari pada punya cita-cita berukuran kecil untuk masa depan. Jika cita-cita besar, setidaknya kalau pun meleset ditengah jalan, akan dapat mendapatkan cita-cita yang berukuran sedang.

"Pepatah bijak bilang, kalaulah cita-citamu setinggi bintang, walau tak sampai kesana, setidaknya masih dapat mendarat ke bulan. Itulah maksud orang besar mengapa kita direkomendasikan untuk memiliki cita-cita setinggi langit" ujar Alvi Hadi Sugondo

Bicara cita-cita itu sangat menarik. Mungkin jika kita masih ingat saat kecil, ketika ditanya mau jadi apa, kita jawab jadi dokter, atau polisi atau jadi pilot. Tapi sebenarnya, itulah awal yang baik, karena setidaknya sejak kecil kita sudah punya cita-cita. Berbeda dengan sekarang, ditanya cita-cita malah bingung mau jawab apa.

Apa sebenarnya cita-cita itu? 

Cita-cita menurut definisi kamus bahasa Indonesia adalah keinginan yang ada dalam pikiran, tujuan yang ingin diwujudkan. Ini artinya, ketika kita memiliki  cita-cita maka sebuah keinginan sudah tertanam didalam hati. Dan sejak itulah semua pikiran, hasrat dan keinginan tertuju pada cita-cita itu. 

Cita-cita sangat berguna dalam kehidupan, setidaknya bisa memberi arah dan jalan untuk mencapai tujuan. Bayangkan jika kita hidup tanpa cita-cita, ini seperti mengendarai mobil tanpa tujuan. Hanya berputar-putar sepanjang jalan, menghabiskan bensin, waktu dan tenaga saja secara sia-sia. 

Orang bijak bilang, hidup ini seperti naik taksi. Anda memiliki tujuan atau tidak, argonya tetap jalan.

Pun hidup. Ketika kita terlahir di bumi ini, argo mulai berjalan hingga batas waktu yang ditentukan Tuhan. Dengan memiliki tujuan hidup, artinya kita tak membuang banyak waktu, dan selalu efektif untuk mengisi hidup ini dengan sesuatu yang lebih bermakna dan berarti.

"Gantungkan cita-cita anda setinggi langit. Buat cita-cita dalam lima bidang kehidupan. Mulai cita-cita secara pribadi, cita-cita membangun rumah tangga, cita-cita social, cita-cita berbisnis dan berkarir hingga cita-cita dibidang spiritual" ujar Alvi Hadi Sugondo

Tulislah semua cita-cita itu dalam kertas lebar dan pecah menjadi bagian demi bagian yang lebih kecil hingga ke arah to do list harian. Pastikan, setiap hari anda bergerak kearah cita-cita anda. Dan jangan ada satu hari yang terlewatkan untuk tidak mengejar cita-cita, karena argonya tetap jalan.

Hidup ini sangat mahal harganya. Setiap detik ada harga yang harus kita bayar. Jadi pastikan apa yang kita lakukan sesuai dengan cita-cita yang kita inginkan.

Gantungkan cita-cita kita setinggi langit, dan tak perlu takut tak akan sampai. Karena seperti kata orang bijak, bukan soal apakah anda berhasil mencapai sesuatu atau belum berhasil, yang menentukan kualitas hidup manusia adalah kualitas perjuangan mereka yang luar biasa, hingga kalau pun cita-cita itu belum terwujud, itu hanya soal waktu.    

     

Bukankah cita-cita itu memiliki banyak pos-pos kesuksesan kecil. Jika anda berhasil menyelesaikan visi di pos kecil dan sukses lagi di pos kecil yang lain, maka semua kesuksesan itu akan membentuk kesuksesan yang lebih besar, dari waktu ke waktu hingga akrhinya mencapai kesuksesan secara sempurna (misi). Jadi sebenarnya tak ada cita-cita yang besar, karena cita-cita besar itu terdiri dari kumpulan cita-cita kecil yang diperjuangkan dan dikumpulkan dari waktu ke waktu hingga membentuk cita-cita besar. 

Orang bijak juga pernah bilang, perjalanan 1000 Km itu dimulai dari satu langkah, namun diulang sebanyak 1000 kali. Ini artinya, sebesar apapun cita-cita anda, selalu ada potensi untuk mewujudkannya, walau mungkin belum mencapai 100% pencapaian, setidaknya 80% itu sudah fantastic kan?

Kini memiliki cita-cita itu makin penting, karena dengan cita-cita akan memberi arah kemana seharusnya kita melangkah. Tak jadi soal apakah anda pernah membuatnya atau belum, dan tak bermasalah juga jika belum terwujud 100%, toh lari marathon juga dibangun dari lari lari kecil sepanjang jalan menuju garis finish.

Kesimpulan yang bisa kita ambil adalah cita-cita adalah sesuatu yang sangat penting, karena itu salah satu alasan mengapa kita masih tetap bersemangat menjalani hidup ini. Tanpa cita-cita, hidup tak ada artinya apa-apa, dan tanpa cita-cita tak ada lagi makna. Jadi, mari kita buat kembali cita-cita masa lalu kita yang sempat terlupakan dan mulailah berjalan menuju kesana. Hari ini juga. 

Tweet

Postingan terkait:

Ditulis Unknown — Selasa, 12 April 2016 — 1 Comment