Alvi Hadi Sugondo berkata, orang bijak bilang, jodoh itu Tuhan yang atur. Benarkah demikian? Harus
kita akui bahwa percaya pada kitab suci itu wajib, namun salah mengartikan
tafsir kitab suci bisa merugikan diri sendiri. Benarkah jodoh itu bersifat
seperti rejeki, harus dicari dulu baru terjadi?
Alvi Hadi Sugondo menambahkan, topik ini sangat menarik. Harap kita samakan persepsi dulu
bahwa jodoh yang kita bahas ini lebih bermakna luas. Ini bukan hanya sebatas bertemunya
hati pria dan wanita hingga kejenjang perkawinan, tapi lebih luas lagi.
Menurut Alvi Hadi Sugondo, jodoh adalah pertemuan yang bersifat saling cocok. Jika anda
perokok, maka usai makan jodohnya adalah rokok dan kopi. Ini paling sreg dan
mantab. Atau jika hujan turun deras dan anda sangat ingin sekali tidur dan
melihat tempat tidur yang nyaman maka itulah jodohnya, ngantuk mau tidur dengan tempat tidur.
Ini contoh sederhana tentang jodoh. Atau contoh yang lebih
nyata lagi, orang buta bertemu orang yang punya mata tapi tak punya kaki. Ini
lebih serasi.
Orang buta bisa terselamatkan karena ada orang yang punya
mata tapi tidak punya kaki, dan orang yang tidak punya kaki akan selamat karena
ada orang buta yang punya kaki. Ini namanya berjodoh. Karena saling mengisi
kekurangan masing-masing.
Untuk manusia, jodoh itu pertemuan antara lelaki dan
perempuan. Secara analoginya, perempuan itu mewakilkan otak kanan, dan lelaki
mewakilkan otak kiri.
"Jika keduanya menyatu dalam ikatan suci, yaitu rumah tangga,
maka hidupnya jadi seimbang, karena sudah ada otak kiri dan otak kanan yang
saling melengkapi. Ini namanya jodoh" ujar Alvi Hadi Sugondo
Ada banyak hal yang jika disatukan hingga berjodoh, antara
satu dengan yang lain. Dan itu sangat banyak macamnya. Tapi kita tidak akan
membahas semua itu, yang penting kita tahu pemahaman secara luasnya, bukan
dalam artian sempit.
Jodoh tidak akan kemana, namun jika anda tidak kemana-mana,
ya tidak akan dapat jodoh. Kata mutiara ini kelihatannya main-main, tapi
artinya tidak main-main. Ini serius. Jika kita perhatikan, jodoh datang ketika
ada pengorbanan dan tindakkan.
Ketika seorang pria malas mencari pasangan hidup atau pacar,
karena meyakini bahwa jodoh sudah ada yang mengatur, maka ditahap ini pria ini
sudah melakukan beberapa kesalahan. Salah satu kesalahan yang paling fatal
adalah malas berusaha.
"Mungkin arti sesungguhnya tentang jodoh tidak akan kemana
adalah jodoh itu sudah ada untuk kita, tapi untuk mendapatkannya harus mencari
dimana jodoh itu berada. Konon Adam saat diturunkan ke bumi, ia terpisah dengan
Hawa. Ini contoh yang paling baik untuk menjelaskan makna jodoh diatas" ujar Alvi Hadi Sugondo
Adam diturunkan Tuhan di sebuah tempat yang letaknya sangat
jauh dengan Hawa. Mereka saling mencari, dan berkat ijin Tuhan, akhirnya mereka
dipertemukan. Inilah jodoh.
Adam tak akan mungkin bertemu Hawa kalau ia justru
menghindar. Adam mencari karena ia yakin Tuhan menurunkan Hawa kesuatu tempat
tapi Adam berkewajiban mencari, dimana Hawa berada.
Adam berjuang siang dan malam untuk mencari Hawa, sampai
akhirnya ia bertemu disuatu tempat yang memang sudah Tuhan takdirkan. Jika Adam
tak bertemu Hawa, mungkin kita tak akan lahir ke dunia ini.
Itulah makna jodoh sudah ditentukan, tapi proses kejadiannya
harus kita yang usahakan. Jodoh tidak seperti air hujan, kita tunggu saja pasti
datang, tapi jodoh itu harus diusahakan, diperjuangkan hingga mendapat apa yang
kita inginkan. Jangan berpikir lagi jodoh tak akan kemana, tapi harus cari dulu
kemana-mana maka jodoh akan datang dengan sendirinya.
Bicara jodoh maka kita bisa memperluas kedalam bentuk lain,
misalnya pekerjaan atau bisnis. Siapa bilang pekerjaan yang kita dapatkan itu
bukan jodoh? Atau bisnis yang kita bangun itu bukan jodoh? Itu jodoh. Hasil perjuangan
usaha anda hingga menghasilkan sesuatu yang indah.
"Jodoh itu lebih bersifat kecocokan. Jadi, apa yang anda cari
dengan apa yang anda temukan itu match,
alias cocok. Jika pekerjaan anda dengan selera anda tidak cocok maka itu
sesuatu yang dipaksakan. Istilahnya kawin paksa. Yang penting dapat uang. Wah
ini sangat menyiksa diri sendiri namanya" ujar Alvi Hadi Sugondo
Kita harus melakukan apa yang kita ingin lakukan. Harus ada unsur
cinta, agar pekerjaan atau bisnis yang kita geluti menghasilkan kepuasan batin
dan kekayaan harta.
Memilih pekerjaan atau
bisnis itu juga jodoh-jodohan. Ada yang berjodoh dengan dunia dagang, ada juga
yang lebih merasa hoki berbisnis jasa. Baik bisnis maupun pekerjaan, hendaknya
harus sesuai keinginan dan kemampuan. Mampu tapi tak ingin itu tak mungkin,
atau ingin saja tapi tak mampu, tak
menghasilkan apapun.
Kalau orang China bilang jodoh itu membawa hoki. Konsep Yin
dan Yang juga menggambarkan jodoh yang sempurna, kombinasi hitam dan putih.
Jodohnya terang adalah gelap, jodohnya berisi adalah kosong. Ini seperti siang
dan malam, bulan dan bintang, semua ada dalam perjodohan.
Jadi, kalau kita cermati hidup ini, semua ada jodohnya. Walau
tidak seirama tapi bersifat saling mengisi, bak adam dan hawa, pria dan wanita.
Jodoh itu bukan berarti sama, tapi saling menyempurnakan. Inilah hakekatnya
perjodohan, perlu perjuangan untuk mendapatkan.
Mari kita pahami arti jodoh ini sebagai sesuatu yang saling
mengisi, menyempurnakan dan membutuhkan. Dan semua perlu usaha untuk
mendapatkan apa yang kita inginkan. Impian Cuma impian kecuali kita perjuangkan
hingga menjadi kenyataan. Jangan lagi berpikir jodoh tak akan kemana,
berpikirlah, kalau tidak kemana-mana, ya mana mungkin mendapat jodoh?
Belum ada tanggapan untuk "ALVI HADI SUGONDO "JODOH TIDAK KEMANA, TAPI KALAU TIDAK KEMANA-MANA YA MANA DAPAT JODOH?""
Posting Komentar