Alvi Hadi Sugondo berkata, gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan
belang, manusia mati meninggalkan apa? Apakah kita pernah berpikir bahwa hidup
di dunia tidak selamanya? Satu waktu, jika sudah saatnya, Tuhan akan memanggil
kita, baik dalam keadaan siap atau tidak siap.
Alvi Hadi Sugondo menambahkan, Tak jadi soal, kapan kematian datang, yang paling terpenting
apa yang sudah kita persiapkan untuk bekal perjalanan ke alam keabadian dan apa
saja yang sudah kita persiapkan untuk orang yang kita sayang.
Menurut Alvi Hadi Sugondo, legacy, adalah nama terindah bagi manusia besar yang sadar
bahwa dirinya suatu saat akan pergi dari dunia ini. Ia berpikir, apa yang paling
layak untuk ditinggalkan untuk orang yang ia sayang, pasangan hidup dan
anak-anaknya? Yang jelas, legacy yang ia tinggalkan bukan dalam bentuk uang
atau kekayaan berupa materi.
Mengapa orang besar sangat memikirkan orang yang mereka
sayang? Karena orang besar tidak bersifat egois, ia sangat sadar bahwa
kesuksesan yang ia dapat adalah kontribusi dari orang yang ia sayang, anak dan
istri di rumah.
"Bukankah orang besar itu orang yang bisa menghargai jasa para
pahlawan? Dan anak serta istri bahkan orang tua adalah pahlawan tanpa tanda
jasa. Merekalah tokoh dibalik layar yang secara tidak langsung turut membuat
kita sukses selama ini" ujar Alvi Hadi Sugondo
Ketika kita sudah sukses, dalam arti sudah memiliki apa yang
kita inginkan, maka saatnya memikirkan hadiah terindah untuk mereka, disaat
hari terakhir kita.
Hadiah inilah yang kita sebut legacy, atau warisan, sesuatu
peninggalan yang bisa membuat mereka tetap sayang pada kita, teringat selalu
pada kebaikan kita walau kita sudah berpindah ke alam keabadian.
Legacy adalah sesuatu yang suci, sesuatu peninggalan yang
bersifat pribadi yang bisa mewakilkan kehadiran kita ditengah orang yang kita
sayang. Orang besar selalu memprioritaskan untuk membuat legacy yang bernilai
tinggi, agar saat waktunya tiba, mereka memiliki waktu untuk menyediakan legacy
itu tepat pada waktunya.
Banyak orang yang salah kaprah, mereka berpikir tak perlu
membuat legacy karena ajal ditangan Tuhan. Orang yang berjiwa kecil selalu
berpikir negatif terhadap legacy ini. Ada yang bilang pamali, ada juga yang
bilang kurang sopan. Seolah ijin mau pergi untuk selamanya.
Padahal yang benar adalah, legacy itu sesuatu yang bermanfaat
yang bisa berguna untuk para orang yang kita sayang ketika meneruskan kehidupan
yang fana ini. Jadi, tak ada hubungannya dengan ijin mau pergi untuk selamanya
atau bertindak kurang sopan bagi kehidupan.
"Lihat sejarah orang-orang besar, ada banyak cara meninggalkan
legacy. Ada yang mempersiapkan kekayaan dalam jumlah besar untuk keluarga, ada
yang mempersiapkan mewariskan kekayaan dalam bentuk surat berharga namun ada
juga hanya secarik surat wasiat pada keluarga dan sanak saudara terdekat" Alvi Hadi Sugondo
Orang besar selalu berpikir besar, melihat kedepan melebihi
apa yang banyak orang pikirkan. Orang besar tidak selalu hidup untuk saat ini,
tapi juga apa yang akan ditinggalkan untuk orang yang ia sayang, karena itulah
bukti kasih sayang yang tak akan musnah ditelan jaman.
Orang bijak menyarankan, jangan membuat warisan dalam bentuk
emas batangan atau harta kekayaan. Mengapa? Karena semua itu akan habis dan
hilang. Berapa pun yang anda wariskan untuk orang yang anda sayang, jika bentuk
legacy tersebut adalah berbentuk harta benda, pasti akan binasa. Lantas,
warisan apa yang terbaik untuk orang-orang yang kita sayang?
Pepatah bijak berkata” Berilah
pengemis itu ikan yang besar, maka
ia bisa hidup dalam sehari dua hari, namun ajarkan pengemis itu cara memancing ikan, maka ia akan hidup
dalam waktu yang sangat lama”
Itulah legacy yang sempurna, yaitu bukan ikan tapi cara
memancing ikan. Bukan harta benda yang berlimpah yang bisa membuat orang yang
kita sayang tak kelaparan tujuh turunan, tapi berilah ilmu bagaimana
menciptakan uang dan dari ilmu menciptakan uang itu akan mendapatkan harta tak
terbilang, maka itu sebaik-baiknya warisan. Ada yang kurang setuju?
Pepatah orang bijak memang brillian, ia selalu berpikir
solusi bukan konsumsi. Ikan adalah symbol harta kekayaan, termasuk uang, emas,
berlian, rumah dan semua kekayaan materi lainnya. Itu akan habis jika tak
dibekali cara mencari dan mengembangkan kekayaan.
Legacy yang baik adalah bagaimana mengajarkan orang yang kita
sayang suatu ilmu kehidupan, dan dengan ilmu itu kita bisa hidup seperti diri
kita. Bukan kaya harta yang membuat hidup kita kaya, tapi kaya hatilah yang
membuat harta datang.
Apa buktinya? Mari kita buktikan secara logika. Dua orang
anak, yang satu kita bekali ilmu kehidupan dan yang satu lagi kita biarkan
hidup seperti apa maunya dia. Ketika sudah dewasa, kedua anak itu diberi
warisan yang sama-sama besar, yaitu satu milyar rupiah.
Si A adalah anak yang kita didik dengan ilmu kehidupan, yaitu
ilmu bagaimana cara mengelola keuangan dan kebijaksanaan hidup, sementara si B tidak
kita berikan sama sekali.
Ketika kita meninggalkan kedua anak itu, entah ke luar negeri
atau bahkan kita dipanggil Tuhan, kira-kira mana anak yang bisa hidup mandiri
dan mana yang justru terjebak dalam kesulitan hidup?
Si B akan menghabiskan uang pemberian sang ayah dengan sangat
cepat, namun si A justru sebaliknya, bisa mengembangkan uang dengan sangat
cepat pula, karena diwarisi ilmu kehidupan dan kebijakasanaan.
"Inilah pentingnya mewarisi pola pikir yang sukses untuk orang
yang kita sayang. Dan pola pikir sukses itulah sebaik-baiknya legacy yang layak
kita wariskan untuk orang yang kita sayang. Jadi, kita tak perlu khawatir,
ketika kita pergi di panggil Tuhan, ilmu kehidupan kita sudah kita wariskan ke
anak dan istri, hingga mereka bisa mandiri" ujar Alvi Hadi Sugondo
Bagaimana dengan surat wasiat? Ada orang yang sudah membuat surat
wasiat sedini mungkin. Isinya lebih kearah pesan dan nasehat agar para ahli
waris tidak bertikai saat pembagian harta warisan. Tapi bukan itu makna legacy
yang dimaksud orang sukses itu.
Legacy yang baik adalah berbentuk pendidikan dan pembinaan
karakter pada anak dan istri. Dengan melakukan pembinaan yang terbaik, maka
istri dan anak akan lebih bijak mengatur keuangan serta terampil melakukan
bisnis yang lebih menguntungkan.
Ingat selalu pepatah bijak diatas, jangan pernah kasih ikan
tapi ajari cara pancing ikan, ini legacy yang bijaksana. Ajari bagaimana anda
bisa mandiri seperti sekarang ini. Didik anak untuk bertumbuh sebagaimana anda
tumbuh sejak kecil hingga sekarang. Dan lakukan komunikasi yang aktif agar anak
dan istri lebih mudah belajar
Ini mirip program coaching,
anda pelatih bisnis sementara anak dan istri adalah klien anda. Mengapa itu
perlu dilakukan? Karena ini salah satu bentuk meninggalkan legacy yang baik
untuk orang yang anda sayang.
Lihat para pelatih bisnis, mereka sangat berhasil dalam mendidik
klien hingga bisa menciptakan bisnis auto pilot, dan klien bisa menikmati hidup
dengan kelimpahan uang dan waktu. Pelatih bisnis selalu meninggalkan legacy
kepada para anak didiknya.
Mengapa kita sebagai pemimpin rumah tangga tidak bisa memberi
yang terbaik untuk anak dan istri kita ? Buat legacy yang bisa membuat mereka
mandiri, baik mandiri secara keuangan maupun mandiri secara waktu, dan salah
satu caranya adalah dengan membina mereka menjadi orang yang bisa mengelola
keuangan dan hidup dalam kebijaksanaan. Itulah sebaik-baiknya legacy yang bisa
anda tinggalkan. Ayo buat legacy untuk anak dan istri, sekarang juga.
Belum ada tanggapan untuk "ALVI HADI SUGONDO "LEGACY, CARA ORANG BESAR MENINGGALKAN WARISAN KEKAYAAN YANG TAK AKAN HABIS TUJUH TURUNAN" "
Posting Komentar