Alvi Hadi Sugondo berkata, kita pasti pernah merasakan bangku sekolah. Dimasa itu, kita
merasakan betapa indahnya persahabatan. Mulai kehidupan persahabatan hingga kesibukan
belajar. Semua jadi satu. Sepanjang kita menjalani masa sekolah, tentu kita dituntut
untuk selalu lebih baik, dari waktu ke waktu. Setidaknya harus naik kelas
setiap tahun.
Alvi Hadi Sugondo mengatakan, di sekolah, guru kita selalu mewajibkan kita untuk belajar
sungguh-sungguh, baik dengan mencatat atau pun menghapal. Guru menekankan jika
kita rajin belajar, tentu akan lebih mudah mengerjakan soal ketika ujian
datang.
Menurut Alvi Hadi Sugondo, selama pelajaran, kita wajib memahami apa yang guru
sampaikan, baik melalui pesan tulisan hingga pelajaran hapalan. Semua harus
dipelajari agar kita bisa memahami apa yang guru maksud.
Murid yang baik tentu memiliki catatan pelajaran, dan setiap
pelajaran selalu dipelajari dengan baik, hingga bisa menyelesaikan soal dengan
nilai yang baik. Sebaliknya, murid yang kurang baik, malas mencatat dan tak mau
mempelajari pelajaran pelajaran yang guru berikan.
Apa hasilnya ketika ujian datang? Murid yang sudah
mempersiapkan diri itu lebih mudah mengerjakan soal ujian dan mendapat nilai
sangat memuaskan. Sementara murid yang malas belajar, tak mau mencatat
pelajaran serta mempelajari soal-soal pelajaran akan menemui kesulitan ketika mengerjakan
ujian.
Ada dua jenis dunia sekolah, yaitu dunia pelajaran dan dunia
pergaulan. Kedua dunia itu jadi satu dan bersifat saling melengkapi. Kita
disekolah belajar untuk memahami pelajaran dan juga dituntut untuk bisa bergaul
dengan sesama teman sekolah. Semua itu adalah cermin sekolah kehidupan.
Namanya juga sekolah, tentunya memiliki seperangkat jadwal
yang sudah ditentukan, kapan murid bisa menikmati pergaulan antar sesama murid,
kapan waktunya belajar dan kapan waktunya ujian. Semua sudah digariskan dengan
jadwal waktu yang akurat.
"Di dalam hidup ini juga sama. Tuhan memberikan kita waktu
untuk saling berkenalan antara satu dengan yang lain, namun ada waktu dimana
kita semua diuji, baik ujian mingguan maupun ujian kenaikkan kelas" ujar Alvi Hadi Sugondo
Hidup ini seperti sekolah, dimana ada guru, ada murid, ada
kelas dan ada juga ruang di luar kelas. Kita selalu berada bersama guru, murid
dan kelas kehidupan setiap saat. Namun, kita tak perlu memusingkan sistim
pendidikan sekolah kehidupan, yang penting kita rajin belajar, suka mencatat
pelajaran, membaca lagi pelajaran di masa lalu serta berlatih soal sebelum
ujian yang sesungguhnya datang.
Hidup memang menuntut kita untuk terus lebih baik, dan kita
tak boleh tinggal kelas. Seiring dengan pertambahan usia, seyogyanya kelas kita
juga semakin meningkat, seiring dengan usia kita disekolah.
Alangkah malunya kita saat teman-teman kita naik kelas, tapi
kita tinggal kelas alias tidak naik kelas. Itulah hukuman bagi murid yang malas
belajar hingga harus mengulang pelajaran lalu untuk masa depan.
Sekolah kehidupan juga memiliki aturan yang sama. Jika kita
selalu mengulangi kesalahan yang sama, maka mau tidak mau, kita akan tinggal
kelas, sementara teman-teman kita naik kelas. Mungkin analoginya tak sepercis
sekolah formal, namun tidak naik kelas bisa kita rasakan sendiri.
Jika dari tahun ke tahun kita tak mengalami peningkatan di
lima sisi kehidupan, maka kita bisa dikatakan tidak naik kelas kehidupan. Apa
ke lima bidang kehidupan itu?
1.
Kehidupan
pribadi
2.
Kehidupan
keluarga
3.
Kehidupan
masyarakat ( social )
4.
Kehidupan
karir atau bisnis
5.
Kehidupan
spiritual
Kelima bidang itu harus selalu ada peningkatan dari tahun ke
tahun, atau kita akan tinggal di kelas yang sama. Teliti dan evaluasi lagi
apakah kelima bidang kehidupan kita mengalami suatu peningkatan atau tidak?
Jika belum mengalami perkembangan yang signifikan, artinya raport anda masih
rata-rata atau nilainya pas-pasan.
"Sekolah kehidupan merupakan sekolah yang nyata, tempat kita
mengamalkan semua pengetahuan dan keterampilan kita. Jika sekolah formal lebih
menekankan pada hapalan dan teori diatas kertas, maka sekolah kehidupan justru
menekankan diri kita pada pengalaman nyata" ujar Alvi Hadi Sugondo
Miliki catatan hidup, karena itu dasar dengan mana kita
menyimpan pelajaran. Sangat tidak bijak jika setiap waktu kita mengalami begitu
banyak masalah dan kesuksesan namun tidak mencatat semua itu. Mungkin kita akan
mengulang kesalahan yang sama jika tak belajar dari masa lalu.
Bukankah kita memang ditakdirkan untuk menjadi manusia yang
penuh dengan ke khilafan? Oleh karena itu, gunakan alat pencatatan. Tulis
pengalaman anda dari waktu ke waktu dan pelajari mengapa anda bisa sukses dan
mengapa bisa gagal.
Inilah sekolah kehidupan, tempat kita bisa saling belajar
satu sama lain, dan memetik pengalaman dari banyak orang dan dari pengalaman
sendiri. Karena sebaik-baiknya pengalaman adalah pengalaman yang dipelajari dan
diambil pelajarannya untuk setiap masa depan yang lebih baik. Mari belajar lagi
di sekolah kehidupan ini. Semoga anda beruntung.
Belum ada tanggapan untuk "ALVI HADI SUGONDO "SEKOLAH KEHIDUPAN, TEMPAT KITA SALING BELAJAR DAN BERTUMBUH DALAM WAKTU""
Posting Komentar