ALVI HADI SUGONDO "KISAH INSPIRASI PERSAHABATAN KUCING DAN BABI"

Alkisah ada seekor kucing menjalin persahabatan dengan seekor babi. Kucing ini melihat babi sebagai binatang yang kurang memiliki akal namun berhati baik. Pikir kucing, dari pada berteman dengan sesama kucing yang suka sikut-sikutan , lebih baik dengan babi, walau bodoh tapi setia.

 “Beb, kaki aku terikat tali, tolong gigit dengan gigi kamu yang runcing” pinta kucing memohon, kaki kirinya terjerat tali hingga ia tak bisa berjalan. Maka dengan mudah, babi itu menggigit tali itu hingga putus. Kucing pun kesenangan dan berterimakasih pada sang babi.

“Makasih Beb, kamu ganteng deh” puji kucing bahagia, sang babi Cuma manggut-mangut kege’eran. Suatu hari, sang babi tertangkap oleh manusia karena masuk ke pekarangan rumah. Oleh manusia, babi itu dimasukkan ke kandang, dan akan dijadikan babi guling pada saat pesta malam tahun baru nanti.

 ‘Wah sahabatku tertangkap manusia, celaka, pasti dia akan disate. Aku harus cari akal’ pikir kucing, lalu dengan cepat ia masuk ke rumah melalui jendela yang terbuka. Pikir kucing, kalo urusan masuk rumah sih, saya jagonya. Ketika didalam rumah, sang kucing celingak celingung, mencari sahabatnya itu, ia berjalan sangat hati hati karena takut ketahuan penghuni rumah. Untungnya, hari masih pagi, sang pemilik rumah masih tertidur pulas, dan ia dengan leluasa memeriksa setiap ruangan.

“Beb … kamu dimana” teriak sang kucing, tentu dengan bahasa kucing yang sudah diterjemahkan kedalam bahasa manusia. “Cin … aku disini, cepatlah kemari. Gudang belakang” teriak sang babi kegirangan. Dengan cepat sang kucing membuka kunci cantel yang mudah dibuka dari luar, dan sang babi pun kegirangan. Keduanya berlari melalui pintu belakang tanpa kesulitan.

Ketika sudah sampai di sebuah hutan, sang kucing terperosok ke lubang. Cukup dalam juga lubang itu, hingga sang kucing tak bisa melompat keluar.

 “Beb, bantu aku keluarkan dari lubang … “ teriak sang kucing “Apa yang harus aku lakukan Cin, saya tidak punya akal untuk menolong kamu” ujar sang babi di mulut lubang, melihat sahabatnya didasar lubang itu.

“Ada tali disitu, tolong lempar tali itu dan ujung yang satu kamu gigit agar saya bisa naik melalui tali itu” jelas sang kucing yang jika didengar oleh manusia berbunyi meong-meong. Karena sang babi tak terlalu paham, ia lempar semua tali itu ke bawah, sambil berkata : “Ini aku kasih tali itu, coba contohkan bagaimana caranya, saya kurang mengerti maksud kamu” ujar babi dengan wajah yang sangat polos.
“Hadah …. Kamu ini bener-bener bebal banget sih, kalo semua tali kamu lempar ke dalam lubang, lalu bagaimana cara menarik saya keluar lubang?” ujar kucing yang sudah mulai kehabisan kesabaran. “Ya oke lah, aku coba lagi deh, nih aku turun, coba contohkan kepadaku … “ ujar babi sambil melopat masuk ke lubang itu.

 “Ya Tuhan ….. Beb ..Beb, kenapa kamu masuk juga, trus bagaimana kita bisa keluar dari lubang?” ujar kucing sambil menjewer daun telinga sang babi dengan mulutnya pertanda kesal bukan kepalang. Apapun itu, setidaknya sang babi sudah berusaha untuk menolong sahabatnya itu, terlepas apakah usahanya berhasil atau gagal. Dan didalam lubang itu, sang kucing menemukan kesejatian persahabatan, bahwa seburuk-buruknya babi, setidaknya masih punya hati, untuk membantu.

Apa pesan moral dari cerita persahabatan kucing dan babi ini? Ketulusan untuk saling membantu antara dua hewan yang berbeda serta sikap setia dari keduanya, memberi inspirasi bergizi bahwa seperti itulah selayaknya kita bersahabat.

 Kita sering berhubungan dengan banyak orang yang memiliki tingkat kecerdasan yang berbeda-beda. Dan perbedaan itulah yang membuat kita kadang salah paham dan menimbulkan suatu pertentangan, padahal tujuannya untuk saling membantu, seperti ucapan orang bijak “Niat baik tanpa disertai cara yang baik, akan menghasilkan sesuatu yang kurang terlalu baik”, mari kita selalu belajar dari kehidupan.

Tweet

Postingan terkait:

Ditulis Unknown — Senin, 16 Mei 2016 — 1 Comment