![]() |
Alvi Hadi Sugondo |
“ Bu, ini
uang Rp 100 ribu buat seminggu ya … “
“Wow …
banyak sekali Pak , bukan seminggu tapi setahun kali Pak, ini sudah lebih dari cukup, bahkan masih bisa di tabung “ ujar sang
istri
“Ck ck ck ..
tak salah saya pilih kamu, sudah cantik, pintar pula atur keuangan, memangnya
mau beli apa Bu, kok cukup setahun ? ” Tanya suami senang
“Kalender “
jawab sang istri sambil pergi.
Alvi Hadi Sugondo menambahkan, cuplikan joke ini
cukup memberi pelajaran kepada kita, bahwa seni mengatur keuangan keluarga itu
sangat penting. Kita tahu bahwa hubungan suami istri pasti tak lepas dari
komitmen pasangan untuk pandai-pandai mengatur cashflow keluarga. Tentu cashflow
ini tak sama dengan cashflow usaha,
karena memang fungsinya berbeda.
Sebagai pasangan yang baik, soal keuangan keluarga harus
dibicarakan secara jelas dan penuh tanggungjawab. Karena, belajar dari
pengalaman banyak orang, karena soal keuangan keluarga bisa menimbulkan
ketegangan emosional yang mengganggu keharmonisan. Bahkan ada kasus dimana
suami dicerai oleh istri hanya karena pembagian jatah uang belanja tidak
porposional.
"Tema keuangan keluarga sebenarnya sangat penting, namun masih
sedikit penulis yang mengupas tentang tema ini. Padahal, jika kita mau berbagi
informasi dan pengalaman, pasti banyak orang yang memerlukan. Dan pada
kesempatan ini kita coba sharing,
seperti apa baiknya mengatur keuangan keluarga" ujar Alvi Hadi Sugondo
Hidup berkeluarga adalah kehidupan yang sebenarnya. Jika kita
masih lajang atau bersama orang tua, kita belum bisa dikatakan “jadi orang”, karena statusnya masih
anak-anak. Ketika kita sudah memiliki keluarga, ada anggota keluarga dan
pasangan, barulah kita bisa dikatakan menjalani kehidupan yang sebenarnya.
Dalam keluarga, ada kalanya hanya sang suami yang mencari
nafkah, sementara sang istri tinggal di rumah, mengurus anak dan rumahtangga.
Namun ada juga suami dan istri sama-sama bekerja untuk memutar roda ekonomi
keluarga. Dan pastikan, keuangan keluarga dikelola dengan sangat baik.
Umumnya, untuk urusan mengelola keuangan dipegang oleh sang
istri, sementara sang suami focus mencari, sebanyak – banyaknya penghasilan.
Namun ada juga, suami dan istri sama-sama mengendalikan keuangan keluarga
dengan sistim kerjasama. Suami berkomitmen untuk membiayai urusan cicilan
rumah, kendaraan, barang elektronik hingga uang sekolah anak, sementara untuk
istri bertanggungjawab untuk membiayai biaya hidup, seperti makanan, minum
serta berbagai keperluan keluarga lainnya.
Semua itu tak ada yang salah, yang salah jika tak ada
komitmen dan kesepakatan diawal antara suami dan istri dalam hal pengaturan
keuangan keluarga, hingga masing-masing mengatur sendiri dan tak
bertanggungjawab terhadap kepentingan bersama.
Uang adalah sumber kesenangan dalam keluarga, namun bisa jadi
kalamiti (musibah) jika tak bisa diolah dengan baik dan benar. Karena itu,
bicarakan kembali dengan pasangan anda untuk setiap perencanaan keuangan, mulai
dari perencanaan sumber-sumber penghasilan, perencanaan pembelanjaan hingga
perencanaan investasi serta tabungan masa depan.
Keluarga bisa jadi subur dan makmur jika keuangan keluarganya
terencana dan terkendali pada tempatnya, namun bisa juga suatu keluarga jadi
hancur babak belur jika keuangan keluarganya mundur alias besar pasak dari pada
tiang.
Mungkin sang suami pandai menyimpan keuangan, tapi sang istri
boros, kebiasaannya jalan-jalan ke mal terus dan makan makan enak, atau
sebaliknya, sang istri sangat hemat, tapi sang suami suka belanja yang tak
penting dan suka habiskan uang banyak. Dunia memang tak sempurna, kan?
"Perencanaan keuangan keluarga yang terbaik adalah perencanaan
yang didasarkan pada kemampuan, bukan pada keinginan. Jika total penghasilan
suami istri adalah sekian, lalu dibagi dengan berbagai kebutuhan dan investasi
jangka panjang sekian, maka akan terlihat itulah besar kemampuan keuangan
keluarga. Dari situlah gaya hidup anggota keluarga di setting agar sesuai dengan kemampuan. Hingga jika ada suatu
keinginan ingin beli ini atau itu, maka ada peringatan yang mengingatkan bahwa
pengeluaran itu diluar kemampuan. Saatnya
untuk mengendalikan diri" ujar Alvi Hadi Sugondo
Perencanaan yang baik itu mencakup tiga pertimbangan, yaitu
sumber penghasilan, sumber pengeluaran dan simpanan untuk investasi masa depan.
Dengan berpijak dari tiga factor itu tadi, kita dengan mudah bisa memetakan
keuangan keluarga setiap bulannya melalui sistim pos per pos. Jadi tidak
dicampur jadi satu tempat.
Semoga dengan adanya perencanaan keuangan keluarga ini kita
akan lebih optimis lagi meyambut masa depan yang cerah. Kunci kesuksesan adalah
komunikasi yang antara suami dan istri serta semangat kebersamaan untuk membangun
keluarga yang lebih sejahtera dimasa depan.
Ayo kita rencanakan keuangan keluarga kita, mumpung belum terlambat.
Belum ada tanggapan untuk "ALVI HADI SUGONDO " KISAH SUAMI PELIT ISTRI PINTAR SERTA SENI PERENCANAAN KEUANGAN KELUARGA""
Posting Komentar