Orang bijak Jepang berkata “Orang yang mampu menggerakkan gunung adalah
orang yang mulai mengangkut batu-batu kecil secara bertahap”, dalam bahasa
Jepangnya土壌ベイツ緑キャラボーアタハ票 母羊バッシングのドラムはNGAはホがドアのポスト痛みバトゥに母を聞かせてワックスがけ激しいゲーラの取り組みを見てみましょう, Dojō beitsu midori kyarabōataha-hyō - O haha
hitsuji basshingu no doramu wa NGA wa ho ga doa no posuto itami Bato~U ni
haha o kika sete wakkusu ga ke hageshī gēra no torikumi o mite mimashou
Sukses bukan suatu keajaiban, sukses juga
bukan hadiah dari Tuhan, tapi sukses adalah sebuah proses yang melibatkan
banyak usaha yang dilakukan secara terus menerus. Ada doa, air mata, keringat,
kesabaran, kepedihan, kesakitan, jenuh, lelah, pusing, marah dan banyak lagi.
Semua adalah harga yang harus dibayar untuk mendapatkan kesuksesan tersebut.
Pepatah orang Jepang diatas sangat tepat, orang
yang mampu menggerakkan gunung adalah yang mulai mengangkut batu-batu kecil
secara bertahap. Ini mengandung filosofi sukses yang paling fundamental. Bahwa
sukses itu tidak instant, tapi sejumlah proses setahap demi setahap dan
dilakukan secara terus menerus (konsistensi).
Orang kecil bilang, makan gajah itu mustahil,
tapi orang besar bilang, makannya sepotong demi sepotong. Pun orang kecil
bilang, pindahin gunung itu tak mungkin, tapi orang besar bilang, mulailah
mengangkut sepotong demi sepotong batu hingga batu terakhir dari gunung itu
habis berpindah. Inilah makna kesuksesan yang sesungguhnya.
Jadi, kalau ada orang bilang sukses itu
hadiah Tuhan, berarti mereka belum memahami ilmu sukses yang sesungguhnya,
setidaknya dari sisi filosifis.
Sukses itu memerlukan keterampilan teknis
dan juga pemikiran filosofis. Jadi, tidak benar kalau orang hebat itu Cuma bisa
bicara hebat, tapi orang yang punya kemampuan bicara hebat, setidaknya mereka
memiliki blueprint (cara berpikir) yang
tepat untuk menjadikan dirinya hebat.
Sukses itu mirip membangun jembatan diatas
lautan. Tak cukup modal berani saja, atau kerja keras, tapi juga memerlukan
cara berpikir serta keterampilan teknis yang memadai hingga akhirnya jembatan
diatas laut itu bisa terwujud.
Demikian sukses, tak cukup hanya kerja
keras saja, tapi semua kemampuan yang ada pada diri manusia, semuanya
dilibatkan, body, heart, mind and
spirite.
Tak ada orang besar, yang ada hanya orang
kecil yang berpikiran besar. Tak ada orang besar, yang ada hanya orang kecil
yang mengambil sikap besar. Jadi, apapun yang terjadi di dunia ini, semuanya
melibatkan banyak pihak. Mulai dari factor internal maupun factor eksternal (orang
lain). Dan untuk sukses harus memerlukan ilmu, baik ilmu yang bersifat prinsip
maupun ilmu yang bersifat teknis.
Jepang dibangun dengan kerja super keras
dan super cerdas, tak heran Negara itu sangat diakui dunia sampai detik ini. Kita
juga bisa seperti Jepang, bahkan potensi Indonesia bisa melebihi orang Jepang,
karena kelemahan orang jepang Cuma satu, yaitu kurangnya semangat kegotongroyongan
social.
Orang kita sangat terkenal dengan semangat
gotong rotong, tapi kelemahannya juga Cuma satu, yaitu kurang mandiri secara
financial. Orang kita masih senang mengandalkan saudaranya sendiri untuk urusan
keuangan, misalnya tradisi hutang menghutang. Inilah plus minusnya orang
Indonesia dengan Jepang.
Tapi apa pun itu, kesuksesan adalah soal
teknis dan filosofis. Dua prinsip itu seperti hardware dan software
pada computer. Jadi, keduanya sama-sama penting dan saling menunjang.
Untuk teknis, kita bicara jam terbang.
Sejumlah pengalaman demi pengalaman adalah cara yang tepat untuk menajamkan
kompetensi diri kita agar bisa bersaing dengan yang lan. Sementara untuk hal yang bersifat filosofis,
kita harus banyak belajar daribuku-buku orang sukses, banyak berdiskusi dengan
orang besar karena ini menyangkut cara berpikir.
Jadi, mari kita hayati lagi apa makna kesuksesan
kita dalam hidup ini (sisi filosofis) dan bagaimana cara kita mewujudkan
kesuksesan yang kita impikan itu (sisi teknis) ?
Karena tanpa kedua sisi tersebut, kita
bahkan tidak tahu apa yang sedang kita kejar didalam hidup ini, dan sudah
sejauh mana kita melangkah untuk menuju kesuksesan yang kita tuju.
Jangan-jangan, kita selama ini tak tahu kesuksesan kita sendiri, bagaimana kita
bisa sampai kesana? Mari kita renungkan kembali, apa definisi kesuksesan
pribadi kita. Salam inspirasi.
Belum ada tanggapan untuk "HADI SUGONDO " MEMAKNAI KEMBALI ARTI KESUKSESAN PRIBADI, BELAJAR DARI FILOSOFI ORANG JEPANG""
Posting Komentar